Selasa, 11 Desember 2007

Artefak

Fosil Bahtera Nuh

Dan buatlah bahtera itu dengan pangawasan dan petunjuk wahyu Kami. Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya orang-orang itu akan ditenggelamkan (Surat Hud ayat 37)

Posisi fosil formasi kapal pada ketinggian 15.500 kaki di puncak Gunung Ararat hasil pendeteksian geo radar. Dibawah ruangan formasi itu ada ruangan, yang diduga adalah kamar-kamar Foto "benda asing" yang terlihat dipuncak Gunung Ararat, hasil pemotretan udara pada tahun 1959 oleh NATO.
Untuk menemukan Perahu Nabi Nuh AS, sebenarnya sudah dilakukan orang selama berabad-abad. Menurut catatan, sebelum Nabi Muhamad SAW lahir pun, sudah ada orang yang ingin menemukan kapal yang penuh misteri itu sesuai dengan petunjuk "Injil" kitab suci orang Kristen. Konon Epiphanius, seorang Bishop (uskup) dari Salames pernah mencari perahu itu dan melihat peninggalan Nabi Noah (Nuh AS), masih terdampar di Gunung Guardian yang tertutup salju sangat tebal.
Kemudian pada abad XII juga disebutkan, upaya pencarian kapal ini pernah dilakukan pula oleh Benyamin Tudela, seorang pendeta bangsaYunani. Ia mengatakan, bahwa pendahulunya Omar bin al Khatab, seorang petinggi dari Turki, telah mengambil bagian dari kapal itu untuk dijadikan bahan bangunan masjid.
Perdebatan demi perdebatan, mulai muncul di kalangan para ahli sejarah dan agama, tentang di mana tempat sebenarnya kapal Nabi Nuh itu terdampar, karena terdapat perbedaan tempat, diantara kitab suci Bibel dan Quran. Di dalam kitab Bibel disebutkan, bahwa kapal Noah terdampar setelah sekian lama terombang ambing ombak dan gelombang pasang di Gunung Ararat.
Namun dalam Alquran disebutkan bahwa kapal itu terdampar di Bukit (gunung) Judi (daerah Armenia). Alquran Surat Hud ayat 44 berbunyi: Dan difirmankan: Hai Bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah, danairpun disurutkan, perintah pun diselesaikan, dan bahtera itu pun berlabuh di bukit Judi. Dan dikatakan "binasalah orang-orang zalim”.
Dari hasil penelitian para ahli, ternyata Gunung Ararat sekarang, telah berganti nama beberapa kali. Pernah bernama Gunung Guardian, dan juga bernama Armenia atau Gunung Judi. Akhirnya setelah melalui penelitian panjang, dengan berdasarkan bukti-bukti sejarah kuno para ahli sejarah dan agama sepakat, bahwa gunung tempat terdamparnya kapal Nabi Nuh itu bernama Gunung Ararat (Injil) atau Gunung Judi (Quran), yang sebenarnya kendati nama yang berbeda tempatnya itu-itu juga.
Setelah sekian lama tidak terdengar lagi, upaya pencarian kapal Nabi Nuh muncul kembali pada abad XIX. James Brice, seorang ahli archeology dari Oxford University, pada tahun 1876 dengan biaya dari Yayasannya mengarungi lautan salju di Gunung Ararat Perbatasan Turky mencari kapal misterius itu kembali. Dalam perjalanan ke puncak Ararat, James Brice dari Inggris, menyatakan menemukan empat buah batu panjang berbentuk tongkat. Ia menduga "batu tongkat itu" merupakan bagian dari tiang layar kapal yang dalam pejalanan waktu puluhan ribu tahun sudah memfosil.
Menjelang akhir abad XIX, yaitu tepatnya tahun 1892, Yoseph Nouri dari Prancis mengulangi perjalanan yang dilakukan James Brice dari rute yang bebeda. Ia mengklaim, bahwa dirinya telah sampai ke tujuan dan berhasil menemukan perahu Nabi Nuh. Keberhasilannya itu karena kebetulan. Waktu itu sedang musim kemarau sangat panjang, sehingga tidak ada salju yang menutupi permukaan gunung. Bahkan ia menegaskan, sempat berjalan-jalan di tempat yang diduga dek kapal yang panjangnya 300 cubic, persis seperti yang diungkapkan dalam kitab Bibel.
Semua ungkapan dan pernyataan dari "para pemburu Kapal Nabi Nuh", hingga penghujung abad XIX hanyalah dilukiskan dalam kata-kata dan tulisan saja tanpa bisa divisualisasikan. Karena memang pada waktu itu, tidak ada teknologi fotografi yang mampu mendukung pernyataan mereka, sehingga semua orang yang mendengarnya, merasa penasaran. Apakah omongannya itu benar, atau hanya "bulshit" (bohong) saja.
Waktu terus berjalan. Gandrung mencari perahu Nabi Nuh, seperti hilang ditelan waktu. Hingga pada tahun 1959, Ilham Durupinan, seorang pilot Turky Airforce anggota pasukan NATO mengadakan pemotretan udara di Gunung Ararat perbatasan Irak, melihat dari rekaman hasil pemotretannya itu "benda asing" dekat puncak salah satu gunung tertinggi di Turky itu, pada ketinggian 15.500 kaki. Karena merasa penasaran, para petinggi NATO di basis Turky memerintahkan Dr. Arthur Brande, ahli fotografi dari Ohio University untuk memeriksa rekaman gambar pemotretan itu.
Setelah meneliti secara seksama, akhirnya disimpulkan bahwa "benda asing" di puncak Ararat itu adalah "perahu". Ya formasi perahu, yang diduga merupakan peninggalan Nabi Nuh, yang selama ini banyak dicari para ahli.
Kabar penemuan perahu Nabi Nuh ini, sempat ditayangkan oleh Majalah Life, Australian Fix Magazine dan American Life Magazine pada penerbitan tanggal 5 September tahun 1960. Pada tahun 1990, Ron Wyat bersama Dr. David Fasold, ahli geologi AS, membawa perlengkapan cangggih, di antaranya metal detector dan geo radar menjejak kembali koordinat tempat yang disinyalir ada formasi perahu Nuh. Selama empat tahun berturut-turut, ia melakukan penelitian secara detil dan seksama, baik di formasi perahu maupun daerah sekelilingnya, untuk mencari bukti-bukti peradaban setelah dunia itu musnah.
Dalam perjalanan kali ini, ia menemukan sebelas batu pipih berlubang, yang rata-rata berat antara empat hingga 10 ton. Batu-batu ini diindikasikan Wyat adalah, sebagai pemberat kapal agar tidak oleng oleh tiupan angin kencang. Sementara itu dari hasil pengamatan peralatan canggihnya, David Fasold, memperoleh indikasi bahwa batuan formasi perahu yang ditemukannya itu adalah kayu yang sudah berubah menjadi fosil.
Pada beberapa lokasi, juga terdapat konsentrasi logam, yang diduga merupakan pengikat balok. Hasil deteksi dari geo-radarnya, mengindikasikan bahwa di bawah fosil formasi perahu itu ada ruangan yang diduga adalah kamar-kamar. Namun formasi itu, hanya muncul sepertiganya. Diduga pada waktu itu, kemungkinan memang terdampar pada lumpur, sehingga sebagian dari badan kapal, hingga saat ini masih terbenam, yang sekarang setelah ribuan tahun semuanya telah berubah menjadi karang. Gene Collins, dari Departemen Ilmu Geologi AS, yang tidak percaya begitu saja kepada laporan David Fasold, pada penghujung tahun 2000 bersama satu tim yang terdiri dari 12 orang berbagai disiplin ilmu juga berangkat ke lokasi yang diduga merupakan tempat terdamparnya perahu raksasa Nabi Nuh.
Berangkat bersama tim itu, juga ahli Geologi Kelautan Dr. Robert Balard, yang telah sukses dalam menemukan bangkai Titanic, Istana Cleopatra, dan Benua yang hilang Atlantis. Menurut Collins, formasi fosil perahu itu diduga kuat adalah benar perahu Nabi Nuh AS. Karena dengan berbagai dalih apa pun, tidak mungkin ada benda asing yang diduga perahu yang sudah memfosil berada pada ketinggian 15.500 kaki tanpa sesuatu sebab. Fosil perahu yang ditemukan itu, merupakan nenek moyang perahu bangsa Sumeria.
Dari uji karbon di sekitar lokasi perahu, ternyata mengandung 4,95 % karbon dan pada beberapa lokasi terdapat kandungan besi yang cukup banyak dari segi tingginya kandungan karbon, hal ini berarti karbon itu berasal dari kayu yang sudah membatu. Padahal di lokasi lain, kandungan karbonnya hanya 1,88% saja yang biasa diperoleh dari kandungan tanah biasa. Harold Cofins, ahli geologi Tim yang juga bertindak sebagai juru bicara Tim mengungkapkan, bahwa perahu itu terbuat dari kayu species "Sigilata" yang telah diawetkan. Species kayu ini sejenis kayu raksasa, yang kini sudah punah dari muka bumi.
Menurut para ahli biologi kehutanan, kayu jenis ini memiliki keluarga sekitar 200 species, yang beberapa di antaranya masih hidup di Amerika Utara, Pategonia dan Australia. Tentang masalah banjirnya sendiri, Dr. Balard mengungkapkan bahwa dari bukti-bukti yang ada di ketinggian itu banjir besar pernah melanda bumi pada 10.000 tahun yang lalu, dan air sempat mencapai ketinggian lebih dari 15.000 kaki. Untuk mencapai posisi seperti saat ini hingga munculnya benua-benua dan pulau-pulau katanya memakan waktu hingga 7.500 tahun.


Arifsumber : The UnMuseum News

1 komentar:

rainartyamamoto mengatakan...

Harrah's Cherokee Casino Resort - jtmhub.com
A stay at 서산 출장샵 Harrah's Cherokee 김포 출장샵 Casino Resort places you within a 15-minute walk of 창원 출장안마 Harrah's 시흥 출장안마 Cherokee Casino and 8 minutes 포항 출장안마 from Harrah's Casino